Senin, 24 Maret 2014

Islam sebagai Obyek Kajian dan Penelitian



ISLAM SEBAGAI OBYEK KAJIAN DAN PENELITIAN
(MEMAHAMI KARAKTER
OBYEK PENELITIAN AGAMA, SOSIAL, BUDAYA)


MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu: Drs. Ma’mun Mu’min, M. Ag


Oleh:
1.                  Anik Mardliyah                       (1310110427)
2.                  Vina Nailul Farikh                  (1310110428)
3.                  Riyanti Afidah                         (1310110429)
4.                  Shalahuddin Muzaki               (1310110430)


JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KUDUS
2013
I.                   PENDAHULUAN
Penelitian Agama sudah dilakukan beberapa abad yang lalu, namun hasil penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja belum dijadikan sebagai ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama tersebut.
Perkembangan penelitian Agama pada saat ini sangatlah pesat karena tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan. Kajian-kajian agama memerluka relevansi dari kehidupan sosial berlangsung, permasalahan-permasalahan seperti inilah yang mendasari perkembangan penelitian-penelitian Agama guna mencari relevansi kehidupan sosial dan agama.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian obyek penelitian?
2.      Bagaimanakah Islam sebagai obyek kajian dan penelitian?

III.             PEMBAHASAN
1.      Pengertian Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[1]
2.      Islam sebagai Obyek Kajian dan Penelitian
Secara metodologis agama harus dijadikan fenomena riil, walaupun agama itu bersifat abstrak. Taufik Abdullah menyatakan agama sebagai sasaran kajian dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
a.       Agama sebagai doktrin, yaitu pemahaman manusia terhadap doktrin-doktrin agama.
b.      Dinamika dan struktur masyarakat yang dibentuk oleh agama, yaitu agama dalam kehidupan sosial dan dinamika sejarah.
c.       Sikap masyarakat pemeluk terhadap doktrin, yaitu usaha untuk mengetahui corak penghadapan masyarakat terhadap symbol dan ajaran agama.[2]
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Moh. Nur Hakim bahwa tidak semua aspek agama, khususnya islam dapat menjadi obyek studi. Dalam konteks khusus studi Islam, ada beberapa aspek dari Islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:
a.       Islam sebagai doktrin agama
Islam sebagai doktrin agama dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia dapat dilihat dari dua segi yakni, dari segi isi dan dari segi bentuknya. Dari segi isinya, agama adalah ajaran atau wahyu Tuhan yang dengan sendirinya tidak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. Sedangkan dari segi bentuknya agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi psikologi yang mempengaruhi  jalan hidup manusia. Dengan demikian, yang dapat diteliti adalah pada bentuk atau praktik yang tampak dalam kehidupan sosial, yang dipandang sebagai kebudayaan batin manusia.[3]
Penelitian dapat dilakukan pada bentuk pengamalan dari ajaran agama tersebut, misalnya kita dapat meneliti tingkat keimanan dan ketaqwaan yang dianut masyarakat. Selain itu penelitian agama juga dapat dilakukan dalam upaya menggali ajaran-ajaran agama yang terdapat dalam kitab suci serta kemungkinan aplikasinya sesuai dengan perkembangan zaman.[4]
b.      Sebagai gejala budaya
Berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
Contoh: Orang tentu sepakat bahwa lahirnya teologi Syi’ah, Khowarij, dan Aswaja sebagai produk dari pertikaian politik. Tauhidnya memang asli dan satu, tetapi anggapan bahwa Ali sebagai imam dan semacamnya adalah produk perbedaan pandangan politik. Jadi, pergeseran perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi pemikiran keagamaan.[5]
c.       Sebagai interaksi sosial
yaitu membahas tentang realitas umat Islam.
Contoh: Interaksi antara orang-orang yang beragama Islam yang menggunakan norma-norma Islam, termasuk penelitian keislaman. Demikian juga pengamatan terhadap para pemeluk Islam dalam interaksinya dengan para pemeluk agama lain. Bagaimana mereka memahami dan mengekspresikan nilai-nilai Islam dalam interaksi antara pemeluk agama-agama yang berbeda. Itu semua dapat menjadi sasaran penelitian agama. Dalam hal ini meneliti Islam sebagai gejala sosial.[6]

IV.             KESIMPULAN
1.      Obyek penelitian adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.
2.      Islam sebagai obyek kajian dan penelitian memiliki 3 aspek yang dapat menjadi obyek studi, yaitu agama, sosial dan budaya.
a.       Dalam obyek penelitian agama, Islam merupakan doktrin agama yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final.
b.      Dalam obyek penelitian sosial, meneliti tentang interaksi umat Islam dengan umat Islam, atau umat Islam dengan umat non Islam.
c.       Dalam obyek penelitian budaya, seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.

V.                PENUTUP
Alhamdulillah pemakalah panjatkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam.
Pemakalah menyadari bahwa sebagai manusia biasa pasti tidak luput dari segala kesalahan dan kekeliruan. Maka apabila di dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, pemakalah mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan/perbaikan makalah ini.
Demikianlah makalah yang dapat pemakalah susun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Amin Yaa Robbal ‘alamin..



[1] Andi Prastowo, Metode Penelitian, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011, Hlm. 199.
[2] Ngainun Najib, Pengantar Studi Islam, Gre Publishing, Yogyakarta, Hlm. 6.
[3] Abuddinnata, Metodologi Studi Islam, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998, Hlm. 122.
[4] Abdullah Yatimin, Studi Islam Kontemporer, Sinar Grafika Offest, Jakarta, 2006, Hlm. 217.
[5] Drs. H.M. Atho’ Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, Hlm. 17
[6] Drs. H.M. Atho’ Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, Hlm. 18.

DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Najib, Ngainun. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Gre Publishing.
Abuddinnata. 1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Yatimin, Abdullah. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Sinar Grafika Offest.
Mudzhar, Atho’. 1998. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar