Senin, 24 Maret 2014

AlQur'an dan As Sunnah sebagai Sumber Pengetahuan



AL QUR’AN DAN AS SUNNAH
SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN


MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: IAD, ISD, IBD
Dosen Pengampu: Rofiq Faudy Akbar, M. Pd




Oleh:
1.                  Riyanti Afidah              (1310110429)
2.                  Choirin Nisa’               (1310110431)
3.                  Ima Silvia Wardani     (1310110454)
4.                  Amin Su’adi                (1310110458)


JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KUDUS
2013
I.                   PENDAHULUAN
Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin. Al Qur’an dan As Sunnah yang dibawa oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, menjadi penerang bagi setiap manusia. Di dalamnya terdapat berbagai macam aspek ilmu-ilmu, bukan hanya ilmu keislaman saja tetapi juga banyak terdapat ilmu pengetahuan lainnnya, seperti ilmu alam, teknologi, dan sebagainya. Semakin intensif manusia menggali Al Qur’an dan As Sunnah maka akan semakin banyak pula isyarat keilmuan yang didapatkan, sehingga manusia dapat terlepas dari zaman kebodohan.
Sekiranya Allah tidak menurunkan Al Qur’an dan mengutus Rasulullah untuk menjadi guru manusia, tentulah manusia akan terus menerus berada dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak bisa dijangkaunya, yaitu hal-hal yang di luar akal manusia.
II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Al Qur’an dan As Sunnah?
2.      Apa fungsi Al Qur’an dan As Sunnah?
3.      Apa contoh bukti Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber pengetahuan?
III.             PEMBAHASAN
1.      Pengertian Al Qur’an dan As Sunnah
Pengertian Al Qur’an
Secara bahasa Al Qur`an berasal dari bahasa Arab , yaitu Qoro-’a (قرأ) yang berarti bacaaan.
Secara istilah Al Qur`an adalah : "Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, yang diturunkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah".
Beberapa ahli berpendapat:
a.       Menurut Syekh Muhammad Khudri Beik, Al Qur’an ialah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang berbahasa arab, diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai dengan surat Al Fatihah dan diakhiri surat An Nas.
b.      Menurut Syekh Muhammad Abduh, Al-Kitab atau Al Qur`an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang terjaga dalam hafalan-hafalan umat Islam.
c.       Menurut Muhammad Abdul Azim az-Zarqani, Al Qur`an adalah kitab yang menjadi mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, ditulis dalam mushaf dan disampaikan secara mutawatir.[1]
Pengertian As Sunnah
Hadist atau Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan pengakuan atau ketetapan yang disandarkan kepada Rasullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.
Menurut Al-Qur’an, sunnah berarti syari’at, hukum atau peraturan.
Menurut Hadits adalah kebiasaan, tradisi, jalan hidup, cara-cara dan kebiasaan.[2]
2.      Fungsi Al Qur’an dan As Sunnah
Fungsi Al Qur’an
Agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini, diperlukan suatu pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia maupun di akhirat nanti. Selama manusia mempercayai dan mau menggunakan pedoman atau petunjuk tersebut, insyaallah tujuan untuk menjadi khalifah yang baik akan tercapai.
Hal ini dimungkinkan apabila petunjuk atau pedoman yang dimaksudkan datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Petunjuk atau pedoman tersebut tidak lain adalah Al Qur’an Al Karim, kitab suci umat islam yang memang merupakan “hudal lin nas” atau petunjuk bagi seluruh umat manusia tanpa memandang bangsa, suku atau golongan manusia. Al Qur’an sebagai “hudal lin nas” adalah fungsi paling utama dari kitab suci Al Qur’an. Berdasarkan firman Allah:
 “Sesungguhnya kami menurunkan kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta’atan kepadaNya.” (QS. Az Zumar:2)
“Allah menurunkan kitab suci untuk memberikan keputusan (jalan keluar) bagi perkara yang mereka perselisihkan (problem-problem kehidupan manusia).” (QS. Al Baqoroh: 213)
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan membawa kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra’:19)
Al Qur’an menjadi petunjuk bagi umat manusia, karena Al Qur’an menjadi pembeda antara yang benar dan yang salah, Al Qur’an juga merupakan peringatan bagi umat manusia agar selalu ingat kepada Sang Pencipta, Al Qur’an banyak mengandung nasehat dan pelajaran yang berguna bagi kehidupan di dunia dan di akhirat, Al Qur’an selalu mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kejelekan, Al Qur’an memuat berbagai macam keterangan tentang ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi agar menjadi peringatan bagi manusia yang mau berfikir.[3]
Fungsi As Sunnah[4]:
Menurut M. Alawi Al Malik, fungsi As Sunnah ada 3, yaitu:
a.       Bayan Taqrir
Yaitu As Sunnah berfungsi sebagai pengukuh terhadap ayat- ayat Al Qur'an.
b.      Bayan Tafsir
Yaitu As Sunnah berfungsi sebagai penjelasan terhadap maksud ayat- ayat Al Qur'an.
c.       Bayan Tasyri’
Yaitu As Sunnah berfungsi untuk menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an.
Sunnah merupakan sumber bagi da'wah dan bimbingan bagi seorang muslim. Sunnah juga merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang dibutuhkan umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka ataupun melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.[5]
3.      Bukti Al Qur’an dan As Sunnah sebagai Sumber Pengetahuan
Berikut ini adalah beberapa contoh Ayat Al Qur’an sebagai sumber pengetahuan:
a.       Gunung sebagai Pasak Bumi
Sebuah buku berjudul Earth adalah buku pegangan rujukan di banyak universitas di seluruh dunia. Salah seorang pengarangnya adalah Profesor Emeritus Frank Press. Ia adalah Penasehat Ilmu Pengetahuan dari mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan selama 12 tahun menjadi presiden dari National Academy of Sciences, Washington, DC. Buku tersebut menyatakan bahwa gunung-gunung mempunyai akar di bawah mereka. Akar ini menghujam dalam, sehingga seolah gunung-gunung mempunyai bentuk bagaikan pasak.
Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah berfirman dalam AlQur’an surat An Naba’ ayat 6-7 yang artinya:
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?”
Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata "pasak" karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19. Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 15 yang artinya:
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
Maha Benar Allah yang Maha Agung. [6]
b.      Baju besi (Perisai)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an surat Al Anbiya’: 80, yang artinya:
“Dan telah kami ajarkan pada Daud membuat baju besi (perisai) untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
Ayat tersebut menjelaskan tentang ilmu Metalurgi, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi tentang bagaimana mengerjakan logam (besi) agar bisa dibuat baju besi (perisai) sehingga pemakainya tahan terhadap sabetan pedang dan juga tidak tembus anak panah. Dengan teknologi baju besi nabi Daud dapat memenangkan peperangannya. Pada saat ini juga telah dibuat baju (rompi) tahan peluru yang di pakai para pejabat Negara dan juga para petugas keamanan demi keselamatan dari ancaman tembakan.[7]
Berikut ini adalah beberapa contoh As Sunnah sebagai sumber pengetahuan:
a.       Bintang – bintang di langit
Nabi bersabda:
النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ
Artinya:
“Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka. Sahabatku adalah pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang mengancam mereka.”[8]
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits ini hanya membahas satu larik saja, yaitu sabda Nabi: “Bintang-bintang adalah pengaman langit. Jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya.”
Maksud dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar bintang. Sedang maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah, terbuka dan perubahan langit menjadi sesuatu yang tidak terurus, diterlantarkan, dan dipenuhi asap dan kabut.
Bintang merupakan benda langit yang terbesar di langit dunia. Bintang berbentuk bulat atau semi bulan, berbentuk gas, menyala-nyala, bersinar dengan sendirinya, dan terikat dengan benda langit lainnya melalui daya gravitasi meskipun berbentuk gas. Bintang menebarkan sinar yang dilihat dan sinar yang tidak dilihat akibat pengaruh gelombang cahaya.
Hadits ini merupakan bukti yang menegaskan kebenaran kenabian, kerasulan, dan perkataan Nabi pada masa ketika orang-orang kafir dan musyrik yang menjadi mayoritas  masyarakat kala itu yang berusaha mengingkari kenabiannya. Karena itu, pemanfaatan gebrakan ilmiah hadits-hadits Rasulullah dalam dakwah Islam pada era ilmu dan teknologi sekarang ini, dimana jarak antarnegara dan kawasan sudah begitu pendek dan berbagai ranah peradaban dengan semua aspeknya.[9]
b.      Siklus Hujan
Nabi bersabda:
مَا مِنْ عَامٍ بِأَقَلَّ مَطَرًا مِنْ عَامٍ 
Artinya:
“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain.”
Al-Baihaqi meriwayatkan hadits ini dalam As-Sunan Al-Kubra dari Ibnu Mas’ud Ra, dari Rasulullah dengan teks hadits “Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain.”
Kendati nash hadits berhenti (mauquf) pada Ibnu Mas’ud, sehingga mendorong beberapa pengkaji hadits untuk melemahkan statusnya (dhaif) karena tidak dapat memahami petunjuk ilmiahnya, namun hadits ini tetap mempresentasikan sebuah gebrakan ilmiah yang mendahului khasanah sains modern sejak tahun 1400 tahun silam. Disamping itu, hadits ini merupakan salah satu representasi kemukjizatan sains dalam hadits-hadits Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga meski berstatus dho’if, hadits itu pun tetap kuat dan diperhitungkan.[10]
IV.             KESIMPULAN
1.      Al Qur’an adalah Kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam secara mutawatir sebagai Mukjizat yang ditullis dalam mushaf yang diawali dengan surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas dan membacanya adalah ibadah serta terjaga dalam hafalan-hafalan umat Islam.
As Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan pengakuan atau ketetapan yang disandarkan kepada Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.
2.      Fungsi Al Qur’an:
a.       Sebagai pedoman dan petunjuk manusia
b.      Sebagai peringatan bagi manusia
c.       Sebagai sumber pengetahuan
Fungsi As Sunnah:
a.       Bayan Taqrir (Pengukuh terhadap ayat- ayat Al Qur'an)
b.      Bayan Tafsir (Penjelasan terhadap ayat- ayat Al Qur'an)
c.       Bayan Tasyri’ (Menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an)
d.      Sebagai sumber pengetahuan
3.      Contoh bukti Al Qur’an sebagai sumber pengetahuan:
a.       QS. An Naba’ ayat 6-7 dan QS. An Nahl ayat 15 (Gunung sebagai pasak bumi)
b.      QS. Al Anbiya’ ayat 80 (Baju besi/Perisai)
Contoh bukti As Sunnah sebagai sumber pengetahuan:
a.       Tentang bintang – bintang di langit:
النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ

b.      Tentang siklus hujan
مَا مِنْ عَامٍ بِأَقَلَّ مَطَرًا مِنْ عَام
V.                PENUTUP
Alhamdulillah pemakalah panjatkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah IAD, ISD, IBD.
Pemakalah menyadari bahwa sebagai manusia biasa pasti tidak luput dari segala kesalahan dan kekeliruan. Maka apabila di dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, pemakalah mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan/perbaikan makalah ini.
Demikianlah makalah yang dapat pemakalah susun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Amin Yaa Robbal ‘alamiin..



DAFTAR PUSTAKA

M. Abdurrahman, dkk. 2011. Metode Kritik Hadits. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Al Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Malik, M. Alawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Qardhawy, Yusuf. 1998. As-Sunnah sebagai Sumber IPTEK dan Peradabaan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
An-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1. Jakarta: Amzah.





[1] http://www.lam-alif.com/showthread.php/461-Pengertian-AL-Qur-an-menurut-para-ahli/, diunduh di Kudus, tanggal 12 September 2013, jam 20.50 WIB.
[2] M. Abdurrahman.dkk, Metode Kritik Hadits, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, Hlm. 192-195.
[3] Wisnu Arya Wardhana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004, Hlm. 50.
[4] M. Alawi Al-Malik, Ilmu Ushul Hadis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, Hlm. 3.
[5] Yusuf Al-Qardhawy, As-Sunnah sebagai Sumber IPTEK dan Peradaban, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1998, hlm. 101-102.
[6] http://www.al-habib.info/review/alquran-gunung-sebagai-pasak.html/, diunduh di kudus, tanggal 13 September 2013, jam 14.25 WIB.
[7] Wisnu Arya Wardhana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004, Hlm. 63.
[8] Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1, Amzah, Jakarta, 2006, Hlm. 2.
[9] Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1, Amzah, Jakarta, 2006, Hlm. 4-6.
[10] Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1, Amzah, Jakarta, 2006, Hlm. 238-239.

DAFTAR PUSTAKA

M. Abdurrahman, dkk. 2011. Metode Kritik Hadits. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Al Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Malik, M. Alawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Qardhawy, Yusuf. 1998. As-Sunnah sebagai Sumber IPTEK dan Peradabaan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
An-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1. Jakarta: Amzah.

 

2 komentar:

  1. 3. Contoh bukti Al Qur’an sebagai sumber pengetahuan:
    a. QS. An Naba’ ayat 6-7 dan QS. An Nahl ayat 15 (Gunung sebagai pasak bumi)
    b. QS. Al Anbiya’ ayat 80 (Baju besi/Perisai)
    Contoh bukti As Sunnah sebagai sumber pengetahuan:
    a. Tentang bintang – bintang di langit:
    النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ

    b. Tentang siklus hujan
    مَا مِنْ عَامٍ بِأَقَلَّ مَطَرًا مِنْ عَام
    mohon di perjelas contohnya mbak? kalau boleh, trims...

    BalasHapus
  2. Jazakallah, semoga bisa menambahkan http://vracarsa.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-al-quran-dan-sunah.html

    BalasHapus