AL
QUR’AN DAN AS SUNNAH
SEBAGAI
SUMBER PENGETAHUAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: IAD, ISD, IBD
Dosen Pengampu: Rofiq Faudy Akbar,
M. Pd
Oleh:
1.
Riyanti Afidah (1310110429)
2.
Choirin Nisa’ (1310110431)
3.
Ima Silvia
Wardani (1310110454)
4.
Amin Su’adi (1310110458)
JURUSAN
TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KUDUS
2013
I.
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama rahmatan
lil ‘alamin. Al Qur’an dan As Sunnah yang dibawa oleh Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, menjadi penerang bagi setiap manusia. Di dalamnya
terdapat berbagai macam aspek ilmu-ilmu, bukan hanya ilmu keislaman saja tetapi
juga banyak terdapat ilmu pengetahuan lainnnya, seperti ilmu alam, teknologi,
dan sebagainya. Semakin intensif manusia menggali Al Qur’an dan As Sunnah maka
akan semakin banyak pula isyarat keilmuan yang didapatkan, sehingga manusia
dapat terlepas dari zaman kebodohan.
Sekiranya Allah
tidak menurunkan Al Qur’an dan mengutus
Rasulullah untuk menjadi guru manusia, tentulah manusia akan terus menerus
berada dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin
menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak
bisa dijangkaunya, yaitu hal-hal yang di luar akal manusia.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian Al Qur’an dan As Sunnah?
2. Apa
fungsi Al Qur’an dan As Sunnah?
3. Apa
contoh bukti Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber pengetahuan?
III.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Al Qur’an dan As Sunnah
Pengertian
Al Qur’an
Secara bahasa Al Qur`an berasal dari bahasa Arab ,
yaitu Qoro-’a (قرأ) yang berarti bacaaan.
Secara istilah Al Qur`an adalah : "Kalam Allah
yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu
‘Alaihi Wasallam, yang diturunkan secara mutawatir dan membacanya adalah
ibadah".
Beberapa ahli berpendapat:
a. Menurut
Syekh Muhammad Khudri Beik, Al Qur’an ialah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang berbahasa arab, diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara mutawatir,
ditulis dalam mushaf dimulai dengan surat Al Fatihah dan diakhiri surat An Nas.
b. Menurut
Syekh Muhammad Abduh,
Al-Kitab atau Al Qur`an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang
terjaga dalam hafalan-hafalan umat Islam.
c. Menurut
Muhammad Abdul Azim az-Zarqani,
Al Qur`an adalah kitab yang menjadi mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, ditulis dalam mushaf dan disampaikan
secara mutawatir.[1]
Pengertian
As Sunnah
Hadist atau Sunnah adalah
perkataan, perbuatan dan pengakuan atau ketetapan yang disandarkan kepada
Rasullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.
Menurut Al-Qur’an, sunnah berarti
syari’at, hukum atau peraturan.
Menurut Hadits adalah kebiasaan,
tradisi, jalan hidup, cara-cara dan kebiasaan.[2]
2. Fungsi Al Qur’an dan As Sunnah
Fungsi Al Qur’an
Agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi
ini, diperlukan suatu pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah
kebaikan di dunia maupun di akhirat nanti. Selama manusia mempercayai dan mau
menggunakan pedoman atau petunjuk tersebut, insyaallah tujuan untuk menjadi
khalifah yang baik akan tercapai.
Hal ini dimungkinkan apabila petunjuk atau pedoman yang
dimaksudkan datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan langit
dan bumi beserta isinya. Petunjuk atau pedoman tersebut tidak lain adalah Al Qur’an
Al Karim, kitab suci umat islam yang memang merupakan “hudal lin nas” atau
petunjuk bagi seluruh umat manusia tanpa memandang bangsa, suku atau golongan
manusia. Al Qur’an sebagai “hudal lin nas” adalah fungsi paling utama dari
kitab suci Al Qur’an. Berdasarkan firman Allah:
“Sesungguhnya kami
menurunkan kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah
dengan memurnikan keta’atan kepadaNya.” (QS. Az Zumar:2)
“Allah menurunkan kitab suci untuk memberikan keputusan
(jalan keluar) bagi perkara yang mereka perselisihkan (problem-problem
kehidupan manusia).” (QS. Al Baqoroh: 213)
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan membawa kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan
amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra’:19)
Al Qur’an menjadi petunjuk bagi umat manusia, karena Al Qur’an
menjadi pembeda antara yang benar dan yang salah, Al Qur’an juga merupakan
peringatan bagi umat manusia agar selalu ingat kepada Sang Pencipta, Al Qur’an
banyak mengandung nasehat dan pelajaran yang berguna bagi kehidupan di dunia
dan di akhirat, Al Qur’an selalu mengajak kepada kebaikan dan menjauhi
kejelekan, Al Qur’an memuat berbagai macam keterangan tentang ciptaan Allah yang
ada di langit dan di bumi agar menjadi peringatan bagi manusia yang mau
berfikir.[3]
Fungsi As Sunnah[4]:
Menurut M.
Alawi Al Malik, fungsi As Sunnah ada 3, yaitu:
a.
Bayan
Taqrir
Yaitu As Sunnah
berfungsi sebagai pengukuh terhadap ayat- ayat Al Qur'an.
b.
Bayan
Tafsir
Yaitu As Sunnah
berfungsi sebagai penjelasan terhadap maksud ayat- ayat Al Qur'an.
c.
Bayan
Tasyri’
Yaitu As Sunnah
berfungsi untuk menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an.
Sunnah merupakan sumber bagi da'wah
dan bimbingan bagi seorang muslim. Sunnah juga merupakan sumber ilmu
pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang dibutuhkan umat manusia
untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka ataupun melengkapi
pengetahuan eksperimental mereka.[5]
3. Bukti Al Qur’an dan As Sunnah
sebagai Sumber Pengetahuan
Berikut ini adalah beberapa contoh Ayat Al Qur’an sebagai
sumber pengetahuan:
a. Gunung sebagai Pasak Bumi
Sebuah buku berjudul Earth
adalah buku pegangan rujukan di banyak universitas di seluruh dunia. Salah seorang
pengarangnya adalah Profesor Emeritus Frank Press. Ia adalah Penasehat Ilmu
Pengetahuan dari mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan selama 12 tahun
menjadi presiden dari National Academy of Sciences, Washington, DC. Buku
tersebut menyatakan bahwa gunung-gunung
mempunyai akar di bawah mereka. Akar ini menghujam dalam, sehingga
seolah gunung-gunung mempunyai bentuk bagaikan pasak.
Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah
berfirman dalam AlQur’an surat An Naba’ ayat 6-7 yang artinya:
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan,
dan gunung-gunung sebagai pasak?”
Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung
memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang
berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling
tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata
"pasak" karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam
tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang
dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19. Sebagaimana pasak
yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung
juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya
tanah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 15 yang artinya:
“Dan
Dia menancapkan gunung-gunung di bumi
supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan)
sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
Maha
Benar Allah yang Maha Agung. [6]
b. Baju besi (Perisai)
Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an surat Al Anbiya’: 80, yang artinya:
“Dan telah kami ajarkan pada Daud
membuat baju besi (perisai) untuk kamu, guna memelihara kamu dalam
peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
Ayat tersebut
menjelaskan tentang ilmu Metalurgi, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi
tentang bagaimana mengerjakan logam (besi) agar bisa dibuat baju besi (perisai)
sehingga pemakainya tahan terhadap sabetan pedang dan juga tidak tembus anak
panah. Dengan teknologi baju besi nabi Daud dapat memenangkan peperangannya.
Pada saat ini juga telah dibuat baju (rompi) tahan peluru yang di pakai para
pejabat Negara dan juga para petugas keamanan demi keselamatan dari ancaman
tembakan.[7]
Berikut ini adalah beberapa contoh As Sunnah sebagai sumber
pengetahuan:
a. Bintang – bintang di langit
Nabi
bersabda:
النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ
أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا
ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى
فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ
Artinya:
“Bintang-bintang adalah pengaman
bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang
mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku mati, maka
datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka. Sahabatku adalah
pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang
mengancam mereka.”[8]
Hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits ini hanya membahas satu larik
saja, yaitu sabda Nabi: “Bintang-bintang adalah pengaman langit. Jika bintang
mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya.”
Maksud
dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar bintang. Sedang
maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah,
terbuka dan perubahan langit menjadi sesuatu yang tidak terurus,
diterlantarkan, dan dipenuhi asap dan kabut.
Bintang
merupakan benda langit yang terbesar di langit dunia. Bintang berbentuk bulat
atau semi bulan, berbentuk gas, menyala-nyala, bersinar dengan sendirinya, dan
terikat dengan benda langit lainnya melalui daya gravitasi meskipun berbentuk
gas. Bintang menebarkan sinar yang dilihat dan sinar yang tidak dilihat akibat
pengaruh gelombang cahaya.
Hadits
ini merupakan bukti yang menegaskan kebenaran kenabian, kerasulan, dan
perkataan Nabi pada masa ketika orang-orang kafir dan musyrik yang menjadi
mayoritas masyarakat kala itu yang
berusaha mengingkari kenabiannya. Karena itu, pemanfaatan gebrakan ilmiah
hadits-hadits Rasulullah dalam dakwah Islam pada era ilmu dan teknologi
sekarang ini, dimana jarak antarnegara dan kawasan sudah begitu pendek dan
berbagai ranah peradaban dengan semua aspeknya.[9]
b. Siklus Hujan
Nabi bersabda:
مَا
مِنْ عَامٍ بِأَقَلَّ مَطَرًا مِنْ عَامٍ
Artinya:
“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada
tahun yang lain.”
Al-Baihaqi meriwayatkan
hadits ini dalam As-Sunan Al-Kubra dari Ibnu Mas’ud Ra, dari Rasulullah dengan
teks hadits “Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun
yang lain.”
Kendati nash hadits
berhenti (mauquf) pada Ibnu Mas’ud, sehingga mendorong beberapa pengkaji hadits
untuk melemahkan statusnya (dhaif) karena tidak dapat memahami petunjuk
ilmiahnya, namun hadits ini tetap mempresentasikan sebuah gebrakan ilmiah yang
mendahului khasanah sains modern sejak tahun 1400 tahun silam. Disamping itu,
hadits ini merupakan salah satu representasi kemukjizatan sains dalam
hadits-hadits Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga meski
berstatus dho’if, hadits itu pun tetap kuat dan diperhitungkan.[10]
IV.
KESIMPULAN
1. Al Qur’an adalah Kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam secara mutawatir sebagai
Mukjizat yang ditullis dalam mushaf yang diawali dengan surat Al Fatihah dan
diakhiri dengan surat An Nas dan membacanya adalah ibadah serta terjaga dalam
hafalan-hafalan umat Islam.
As
Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan pengakuan atau ketetapan yang
disandarkan kepada Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.
2. Fungsi Al Qur’an:
a. Sebagai
pedoman dan petunjuk manusia
b. Sebagai
peringatan bagi manusia
c. Sebagai
sumber pengetahuan
Fungsi
As Sunnah:
a. Bayan Taqrir (Pengukuh terhadap ayat- ayat Al Qur'an)
b. Bayan Tafsir (Penjelasan terhadap ayat- ayat Al Qur'an)
c. Bayan Tasyri’ (Menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam
Al Qur'an)
d. Sebagai sumber pengetahuan
3. Contoh bukti Al Qur’an sebagai
sumber pengetahuan:
a. QS. An Naba’ ayat 6-7 dan QS. An
Nahl ayat 15 (Gunung sebagai pasak bumi)
b. QS. Al Anbiya’ ayat 80 (Baju
besi/Perisai)
Contoh
bukti As Sunnah sebagai sumber pengetahuan:
a. Tentang bintang – bintang di langit:
النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ
أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا
ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى
فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ
b. Tentang siklus hujan
مَا مِنْ عَامٍ بِأَقَلَّ مَطَرًا مِنْ عَام
V.
PENUTUP
Alhamdulillah pemakalah panjatkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah IAD, ISD, IBD.
Pemakalah
menyadari bahwa sebagai manusia biasa pasti tidak luput dari segala kesalahan
dan kekeliruan. Maka apabila di dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan, pemakalah mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk kesempurnaan/perbaikan makalah ini.
Demikianlah makalah yang dapat pemakalah susun, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Amin Yaa Robbal
‘alamiin..
DAFTAR PUSTAKA
M. Abdurrahman, dkk. 2011. Metode Kritik Hadits. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Al Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Al-Malik, M. Alawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Al-Qardhawy, Yusuf. 1998. As-Sunnah sebagai Sumber IPTEK dan
Peradabaan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
An-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1.
Jakarta: Amzah.
[1] http://www.lam-alif.com/showthread.php/461-Pengertian-AL-Qur-an-menurut-para-ahli/,
diunduh di Kudus, tanggal 12 September 2013, jam 20.50 WIB.
[2] M.
Abdurrahman.dkk, Metode Kritik Hadits, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2011, Hlm. 192-195.
[3]
Wisnu Arya Wardhana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2004, Hlm. 50.
[4] M.
Alawi Al-Malik, Ilmu Ushul Hadis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009,
Hlm. 3.
[5]
Yusuf Al-Qardhawy, As-Sunnah sebagai Sumber IPTEK dan Peradaban, Pustaka
Al-Kautsar, Jakarta, 1998, hlm. 101-102.
[6] http://www.al-habib.info/review/alquran-gunung-sebagai-pasak.html/,
diunduh di kudus, tanggal 13 September 2013, jam 14.25 WIB.
[7]
Wisnu Arya Wardhana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2004, Hlm. 63.
[8]
Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1, Amzah, Jakarta,
2006, Hlm. 2.
[9]
Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1, Amzah, Jakarta,
2006, Hlm. 4-6.
[10] Zaghlul
An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1, Amzah, Jakarta, 2006,
Hlm. 238-239.
DAFTAR PUSTAKA
M. Abdurrahman, dkk. 2011. Metode Kritik Hadits. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Al Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Al-Malik, M. Alawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Al-Qardhawy, Yusuf. 1998. As-Sunnah sebagai Sumber IPTEK dan
Peradabaan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
An-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains dalam Sunnah Buku 1.
Jakarta: Amzah.
3. Contoh bukti Al Qur’an sebagai sumber pengetahuan:
BalasHapusa. QS. An Naba’ ayat 6-7 dan QS. An Nahl ayat 15 (Gunung sebagai pasak bumi)
b. QS. Al Anbiya’ ayat 80 (Baju besi/Perisai)
Contoh bukti As Sunnah sebagai sumber pengetahuan:
a. Tentang bintang – bintang di langit:
النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ
b. Tentang siklus hujan
مَا مِنْ عَامٍ بِأَقَلَّ مَطَرًا مِنْ عَام
mohon di perjelas contohnya mbak? kalau boleh, trims...
Jazakallah, semoga bisa menambahkan http://vracarsa.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-al-quran-dan-sunah.html
BalasHapus